
Foto bersama para peserta acara.
SERPONG— Lembaga Akreditasi Mandiri Pariwisata (LAMWISATA) resmi memperoleh izin operasional pada 18 Agustus 2025, berdasarkan Peraturan BAN-PT Nomor 17 dan 18 Tahun 2025. Kehadiran LAMWISATA menandai babak baru dalam penguatan mutu pendidikan tinggi pariwisata di Indonesia.

Ketua Majelis Akreditasi LAMWISATA, Dr. Nurbaeti, MM, QRGP, menegaskan bahwa lahirnya LAMWISATA merupakan kesadaran bersama akan pentingnya sumber daya manusia pariwisata yang unggul dan berdaya saing global. “Momentum ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan tinggi pariwisata di Indonesia, karena LAMWISATA hadir sebagai lembaga akreditasi mandiri yang fokus pada bidang kepariwisataan. Dunia pariwisata membutuhkan SDM yang unggul, berkarakter, serta mampu bersaing, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global,” ujar Nurbaeti dalam acara Penyampaian Informasi dan Perkenalan LAMWISATA di Hotel VIVERE, Gading Serpong, Jumat (19/9/2025).

Nurbaeti menambahkan, keberadaan LAMWISATA juga sejalan dengan amanat regulasi pemerintah, termasuk Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 dan Permendikti Sains dan Teknologi Nomor 39 Tahun 2025, yang menekankan pentingnya akreditasi eksternal yang kredibel, transparan, dan berstandar internasional.
LAMWISATA sendiri terbentuk atas dukungan penuh berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi, asosiasi profesi, hingga industri pariwisata. “Sejak awal, pembentukan LAMWISATA didukung HILDIKTIPARI bersama PHRI, GIPI, dan ASITA. Ini bukti komitmen bersama antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha untuk memastikan mutu pendidikan tinggi pariwisata yang berdaya saing global,” kata Nurbaeti.
Ia juga menegaskan bahwa kepengurusan LAMWISATA dibangun secara inklusif dengan melibatkan PTN, PTS, PTKL, serta asosiasi profesi dan industri. “Hal ini mencerminkan semangat kolaborasi sehingga mekanisme akreditasi yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan dan industri pariwisata,” jelasnya.
Meski begitu, Nurbaeti mengingatkan bahwa tugas ke depan tidaklah ringan. “Akan banyak dinamika dan tantangan sejalan dengan perkembangan zaman. Namun, dengan dukungan akademisi, pemerintah, asosiasi, dan industri, kami optimis LAMWISATA mampu meningkatkan mutu pendidikan tinggi pariwisata, membangun daya saing bangsa, dan mendukung Indonesia sebagai destinasi pariwisata unggulan dunia,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Dewan Eksekutif LAMWISATA, Dr. Tonny Hendratono, MM, mengungkapkan bahwa dari 507 program studi pariwisata, baru 20% yang meraih akreditasi A dan Unggul. Menurutnya, hal ini menunjukkan perlunya transformasi serius dalam peningkatan mutu. “Sistem Penjaminan Mutu Internal saja tidak cukup. Dibutuhkan penjaminan mutu eksternal. Di sinilah peran LAMWISATA sebagai pilar penting peningkatan mutu program studi pariwisata,” ujar Tonny.

Ia juga menyinggung laporan Bank Dunia tahun 2022 yang menyatakan bahwa kualitas pendidikan yang baik akan berdampak pada peningkatan daya saing global suatu negara. “Dengan peningkatan mutu program studi pariwisata, kita dapat menghasilkan human capital yang menjadi keunggulan bersaing berkelanjutan di level global,” pungkasnya.
Acara ini turut dihadiri pejabat Kementerian Pariwisata, BAN-PT, sejumlah Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) lain, serta pimpinan perguruan tinggi yang hadir secara daring. Antara lain hadir dalam acara tersebut Martini Mohamad Paham (Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata) secara daring, Prof. Dr.rer.nat. Imam Buchori, S.T (Ketua Majelis Akreditasi BAN-PT), Dr. Tonny Hendratono,MM. (Direktur Dewan Eksekutif LAMWISATA), Iman Herwidiana Kartowisastro Ph.D (Sekretaris MA BAN-PT), perwakilan pengurus LAM Pendidikan, LAM Sains Alam, LAM Sosial, Politik, Administrasi, dan Komunikasi, LAM Pendidikan Tinggi Kesehatan, LAM Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, LAM Teknik, LAM Informatika dan Komputer, Prof. Diena M.Lemmy (Ketua Umum HILDIKTIPARI/Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata), dan sejumlah pimpinan PT/PS yang hadir secara daring.
Redaksi